Thursday 2 May 2013

Biografi Chin Yung


Chin Yung
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Jin_Yong
Chin Yung, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924. Ketimbang menjadi diplomat selesai pelajarannya Chin Yung memilih mengejar karir di bidang jurnalistik. Bosan hanya menulis berita, Chin Yung mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya menulis novel. Menulis novel inilah rupanya kekuatan utama dari Chin Yung. Novel pertama Chin Yung ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci (Shu Jian En Chou Lu). Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Chin Yung kemudian mendirikan suratkabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di surat kabarnya tersebut.
Mungkin Anda masih ingat dengan serial televisi Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali yang dua versinya pernah ditayangkan di layar Indosiar. Di tanah air kisah cinta Yo Ko - Siaw Lionglie yang diperankan Andy Lau dan Idy Chan sempat membuat jalan-jalan raya hingga gang-gang sempit lengang setiap serial televisi produksi TVB-HK itu diputar.

Walau tidak sebeken versi tahun '80, versi tahun '90 serial berjudul sama yang diperankan oleh Louis Koo dan Carmen Lee juga cukup diminati orang. Belakangan kisah itu kembali mendunia lewat bentuk komik karya komikus asal Singapura Wee Tian Beng (Huang Chanwu).

Kisah Pemanah Burung Rajawali (Siatiaw Enghiong/Xiadiao Yingxiong Zhuan) dan Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali (Sintiaw Hiaplu/Shendiao Xialü) hanya dua kisah dari 15 kisah lain yang lahir dari goresan pena Chin Yung yang lantas begitu populer di seluruh dunia.

Bukan Jagoan Kungfu Chin Yung memang bukan ahli kungfu, namun jurus-jurus maut macam "Jurus Kodok" (Ha Mo Kang) milik tokoh rekaan Auwyang Hong (Ouyang Feng) atau "Jurus Delapan Belas Telapak Naga" (Hanliong Sipat Chiang) andalan tokoh rekaan Kwee Ceng (Guo Qing) merupakan dua dari sekian banyak jurus kungfu rekaannya, yang menurut keterangan beberapa orang ahli bela diri memang memiliki akar yang kuat dari ilmu kungfu itu sendiri.Keistimewaan lain dari kisah laga Chin Yung bersumber dari gaya penceritaannya mengenai ilmu kungfu. Kungfu di tangan Chin Yung tidak sekadar dilukiskan sebagai ilmu yang sakti mandraguna dan tidak terkalahkan. Dalam trilogi Siatiaw Enghiong, Sintiaw Hiaplu, dan To Liong To (selanjutnya disebut trilogi SSY) seperti dilambangkan oleh Kiuim Simkeng (Kitab Sembilan Bulan) dan Kiuyang Simkeng (Kitab Sembilan Matahari), ilmu kungfu dilambangkan sebagai ilmu yang memadukan kekuatan dan kelemahan, gelap dan terang, rembulan dan matahari.

Hal itu selaras dengan konsep yin - yang yang menjabarkan di dalam kegelapan ada setitik terang, di dalam terang ada setitik kegelapan, namun manakala kedua unsur ini bersatu, maka yang akan lahir adalah suatu ilmu yang tidak akan terkalahkan.
Lebih Romantis Ketimbang Shakespeare.

Kepopuleran novel-novel Chin Yung itu membuatnya menjadi novel yang paling sering dibajak, selain novel-novel roman karya Chiung Yao. Unsur lain yang membuat kelima belas novelnya digandrungi orang adalah keromantisan. Jika sebagian pembaca pria tertarik dengan kehebatan aneka jurus kungfu rekaan Chin Yung, pembaca (juga pemirsa) wanita umumnya terpikat dengan jalinan kisah cinta para tokoh utama yang terasa begitu menyentuh.

Kisah cinta Tan Keelok dan Putri Hianghiang mungkin masih terkenang dalam ingatan sebagian pemirsa TPI yang pernah menyaksikan serial Pedang dan Kitab Suci. Perjuangan Oey Yong dalam memperoleh restu ayahnya untuk menjalin hubungan dengan Kwee Ceng yang pintar-pintar bodoh juga masih belum hilang dari ingatan.
Namun kisah yang paling mengharukan adalah kisah cinta Yo Ko dan Bibi Lung. Perpisahan dengan Bibi Lung membuat rambut di kening Yo Ko memutih seketika. Keduanya harus berpisah selama 16 tahun sebelum dapat bersatu kembali. Adegan Yo Ko mengejar matahari terbenam agar janji bertemu setelah berpisah 16 tahun dapat terwujud dalam serial Sintiaw Hiaplu produksi tahun '80-an hingga kini masih disebut sebagai adegan paling romantis di televisi. Tak heran bila pernah ada sekelompok orang yang menyebut roman Chin Yung sebagai kisah yang jauh lebih romantis ketimbang kisah-kisah karya Shakespeare.

Mendobrak Tradisi
Barangkali tidak banyak yang tahu kalau kisah cinta Yo Ko dan Siaw Liongli dalam Sintiaw Hiaplu merupakan karya yang lahir dari pena Chin Yung lantaran dia "beradu jago" dengan penulis kisah laga petualangan lain, Liang Yisheng. Liang menulis kisah percintaan yang tidak kalah menyentuh, tentang seorang bernama Kim Saiyu yang harus berpisah puluhan tahun dan mengalami berbagai gejolak sebelum dapat bersatu kembali dengan tunangannya dalam kisah Perjodohan Busur Kemala.

Sedangkan Chin menulis kisah Yo Ko (Yang Guo) yang menjalin cinta dengan gurunya Siaw Lionglie. Hebatnya unsur roman dalam karya Chin Yung tidak sekadar bercerita tentang cinta secara enteng, namun juga menyiratkan kebesaran cinta yang dapat mengatasi berbagai masalah besar. Chin juga kerap mengangkat topik pendobrakan terhadap tradisi, yang diarahkan kepada tradisi yang terlalu kolot, dan bukan dalam pengertian harus menghapuskan seluruh tradisi yang sudah ada.

Pendobrakan lain yang pernah dituliskannya adalah mengenai percintaan antara guru dengan murid yang diwakili oleh Yo Ko dan Siaw Lionglie. Masa klasik Cina menabukan hubungan semacam ini, namun Chin dengan berani mengangkatnya ke permukaan. Dia bahkan berhasil membuat pembaca bersimpati mendukung percintaan terlarang itu dan ikut terhanyut dalam kepedihan hati Yo Ko dan Bibi Lung. Kisah ini bahkan diberi ending yang tidak kalah berani, yakni mengawinkan Yo Ko (si murid) dengan Siaw Liongli (sang guru) yang berusia dua kali lipat dari Yo Ko.

Suka Bikin Kejutan.
Unsur misteri dan kejutan juga banyak mewarnai karyanya. Kaum wanita dibuat tergelitik akan misteri tempat tidur dari batu giok yang bisa membuat Siaw Lionglie awet muda. Chin juga pernah membuat surprise saat menulis tentang seorang jagoan yang memiliki jantung di sebelah kanan dan oleh karena itu memiliki kekuatan yang luar biasa. Semua ini mengungkapkan betapa banyaknya hal penuh misteri yang tidak kita ketahui di dalam kehidupan ini.
Chin Yung, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924. Ketimbang menjadi diplomat selesai pelajarannya Chin Yung memilih mengejar karir di bidang jurnalistik. Bosan hanya menulis berita, Chin Yung mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya menulis novel. Menulis novel inilah rupanya kekuatan utama dari Chin Yung.

Novel pertama Chin Yung ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci (Shu Jian En Chou Lu). Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Chin Yung kemudian mendirikan suratkabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di surat kabarnya tersebut. Secara resmi terdapat 13 novel (12 novel panjang dan 1 novel pendek) dan 2 cerita pendek yang ditulis Chin Yung dalam selang waktu 17 tahun, dari tahun 1955 sampai 1972.

Sumber : http://indonesiancinematheque.blogspot.com/2011/08/cha-liang-yong-chin-yung.html

Popular posts