Tuesday 3 November 2020

Kisah Cinta Seorang Jutawan yang Luar Biasa


Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini?  Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan  keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di  Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi  reksadana besar di negeri ini.
 
Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa  pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note  ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif.  Namun ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!

Usianya sudah tidak muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan  sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat  istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.  Dikaruniai 4 orang anak.
 
Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak  yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal  itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya  menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak  bisa digerakkan lagi.
 

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan,  membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur.  Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian.  Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum.  Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari  kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya  makan siang.
Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas  maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa  saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi  lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup  menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap  berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25  tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil  membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah  dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
 
Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk  ibunya-- karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama  keluarga masing-masing- - Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat  ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu 'agar semua anaknya  dapat berhasil'.
 
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak  merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan  bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu." Sambil air mata si sulung  berlinang.
 
"Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,
kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak,
dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak,
kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Si Sulung melanjutkan permohonannya.
 
”Anak-anakku. ..Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk  nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya  ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan  kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu  kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun  dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia  menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia,  apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya  seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan  kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih  sakit." Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga  anak-anaknya.
 
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat  butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu  ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu.
 
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV  swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan  kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat  Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa....disaat itulah meledak tangisnya  dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak  sanggup menahan haru.
 
Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini  mengagungkan sebuah cinta dalam perkimpoiannya, tetapi tidak mau memberi  waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih  istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun  dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya  bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang  saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu  merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk  mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya  apalagi dia sakit...” Sambil menangis.
 
"Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita  kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya  percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya...BAHWA CINTA SAYA  KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH".

Popular posts